Istilah lain dari Strategi ini adalah “Secara rahasia pergunakan lintasan Chen Chang”. Gunakan sebuah cara yang pasti untuk menyerang musuh (hal ini sebenarnya pengelabuan). Di saat yang bersamaan, gunakan suatu cara tersembunyi yang tidak diketahui musuh. Cara yang ini sebenarnya adalah cara sesungguhnya. Ketika musuh berhasil dikelabui, gunakan serangan dadakan menggunakan cara tersembunyi sehingga musuh bisa dihancurkan. Dalam penjelasan lain dikatakan, Serang musuh dengan dua kekuatan konvergen. Yang pertama adalah serangan langsung, sesuatu yang sangat jelas dan membuat musuh mempersiapkan pertahanannya. Yang kedua secara tidak langsung, sebuah serangan yang menakutkan, musuh tidak mengira dan membagi kekuatannya sehingga pada saat-saat terakhir mengalami kebingungan dan kemalangan.
Studi kasus sangat penting untuk lebih memahami bagaimana strategi dan taktik ini dapat diterapkan.
Studi Kasus Peperangan I
Di akhir masa Dinasti
Qin, terjadi pemberontakkan di berbagai tempat. Pemberontak yang paling besar
adalah seseorang bernama Xiang Yu. Pemberontak yang lain dipaksa oleh
Xiang Yu untuk meninggalkan Shanxi untuk mengincar posisi sebagai Raja Hanzong. Tidak terima
akan hal ini, Liu Bang kemudian meninggalkan Shanxi sambil menghancurkan jalan
yang dilaluinya untuk melumpuhkan Xiang Yu. Pada tahun 206 SM, Liu Bang
menjadi jauh lebih kuat. Ia mengirimkan tentaranya untukmembangun kembali
jalan yang telah dia hancurkan.
Ketika Xiang Yu tahu
kalau Liu Bang membangun jalan kembali, dia menjadi sangat khawatir dan
mengirim tiap-tiap pasukannya ke jalur-jalur strategis yang mungkin saja bisa
dijadikan jalan oleh Liu Bang untuk menyerang Xiang Yu. Han Xin, seorang
jenderal militer bawahan Liu Bang menyadari mengenai penempatan pasukan-pasukan
Xiang Yu di lokasi-lokasi strategis sepanjang jalan. Dia kemudian
memberikan nasihat kepada Liu Bang untuk berpura-pura membangun jalan,
sementara Han Xin mengambil jalur memutar melalui Chenchang untuk menyerang
pasukan Xiang Yu. Pasukan Xiang Yu yang terkejut dengan serangan Han Xin
hancur akibat serangan tersebut.
Studi Kasus Peperangan II
Periode Muromachi Jepang
Pada tahun 1560 salah
satu panglima perang terbesar di Jepang, Oda Nobunaga, yang masih merupakan
komandan kecil, membawa pasukannya dari 2.000 orang untuk menghentikan serangan
dari panglima perang saingan Imagawa Yoshimoto. Meskipun Nobunaga kalah jumlah
dua belas banding satu, dia mulai bersenandung. Pengintai Nobunaga melaporkan
bahwa Imagawa sedang beristirahat pasukannya di sebuah desa yang terletak di
dekat ngarai sempit yang Nobunaga tahu akan ideal untuk serangan mendadak.
Pengintai selanjutnya melaporkan
bahwa pasukan Imagawa sedang merayakan dan melihat kepala yang diambil dalam
pertempuran sebelumnya. Nobunaga menyusun tipuan berikut. Dia berkemah agak
jauh dari desa. Dia menempatkan banyak bendera dan memasang dummies jerami
untuk memberi kesan bahwa tuan rumah besar telah tiba. Pasukan Imagawa dengan
demikian mengharapkan sebuah serangan datang dari arah perkemahan musuh.
Sementara pasukan Nobunaga diam-diam melakukan pawai paksa dalam lingkaran
lebar agar bisa keluar dari belakang perkemahan Imagawa. Cuaca menyukai rencana
Nobunaga di penghujung hari dimana hujan lebat. Dengan memanfaatkan cuaca
buruk, pasukan Nobunaga melancarkan serangan mendadak dari belakang. Begitu tak
disangka-sangka, serangan Imagawa ini pertama kali dipikirkan bahwa ada tawuran
di antara pasukannya sendiri. Baru ketika dia melihat dua musuh Samurai yang
menengok ke arahnya, dia sadar dia sedang diserang. Kesadaran datang terlambat
dan Imagawa dipenggal kepalanya dan pasukannya bertebaran. Pertempuran
berlangsung hanya beberapa menit tapi itu membuat reputasi Oda Nobunaga dan dia
dengan cepat bangkit saat dia menjadi salah satu panglima perang terbesar di
Jepang.
Studi Kasus Bisnis
Di Hongkong, sebuah toko
yang mengkonsentrasikan dirinya pada pembuatan lem, melakukan promosi barangnya
dengan cara yang unik. Si pemilik toko lem tersebut merekatkan kepingan
emas seharga ribuan dollar Hongkong pada dinding menggunakan lem yang
perusahaannya buat. Si pemilik toko membuat pengumuman, barangsiapa
yang bisa mencabut kepingan emas tersebut dari dinding, bisa memiliki kepingan
emasnya.
Semua orang berkerumun
dan mencoba untuk mencabut kepingan emas tersebut satu persatu. Tidak ada
satupun yang mampu menarik kepingan emas tersebut. Hingga akhirnya datang
seorang guru Chi Kung (Qi Gong) yang berusaha mencabut kepingan emas
tersebut. Namun ternyata kepingan emas tersebut tetap tidak berhasil dicabut.
Setelah peristiwa tersebut, lem dari toko tersebut laris manis dijual
di pasaran.
Bagaimana Mengaplikasikan Strategi dan Taktik ini?
- Tahu posisi. Itu
penting, kenali posisi diri dan posisi pihak lain.
- Putuskan hubungan atau sesuatu yang bisa menghubungkan
diri kita dan pihak lain. Secara
psikologis hal ini akan membuat pihak lain percaya bahwa kita bukan
ancaman, sekaligus juga meminimalisir serangan secara frontal ke diri
kita.
- Gunakan kesempatan ini untuk membangun kekuatan dan
mencari terobosan lain tanpa sepengetahuan pihak lawan.
- Jika kondisi kita sudah siap, bangun kembali sesuatu yang menghubungkan kita dengan pihak lawan. Pastikan pihak lawan fokus memperhatikan usaha kita yang serius untuk membangun kembali jalinan yang mengubungkan kita dengan mereka. Lalu secara diam-diam kita memindahkan kekuatan melalui jalan lain tanpa sepengetahuan mereka.
- Jika lawan sudah terperdaya dengan umpan itu, kita kepung dari belakang
dengan kekuatan yang tak terduga.
Anda mungkin dapat menambahkannya, silahkan dikomentari !
Posting Komentar