Afiliasi dari berbagai komunitas yang secara intens menggali dan mengembangkan strategi-taktik perang Sun Tzu, Jiang Zi Ya, Sun Bin, Zhuge Liang, Pang Tong, Cao-Cao, Zhao Yun, Sima Yi, Qi Ji Guang, Mao Zedong, Gengis Khan, Subutai, Kuribayashi, Isoroku Yamamoto, Tomoyuki Yamashita, Yosua, Leonidas, Miltiades, Alexander Agung, Hannibal, Julius Caesar, Mochtar At Tsaqafi, Khalid ibn al-Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, Mehmed II, Suleiman I, Mustafa Kemal, Sudirman, Hasan Nasrallah dan lain-lain.

Bagaimana Menerapkan Strategi 9 : Saksikan Api Di Seberang Sungai?

Strategi dan taktik ini sangat efektif membiarkan tenaga lawan terkuras


Bila musuh-musuh kita sedang kacau dan mulai berkelahi sendiri, jangan tergesa-gesa. Biarkan mereka baku hantam sendiri hingga mereka saling menghancurkan atau saling kelelahan. Anda tidak perlu bergerak, Anda hanya perlu menunggu. Ketika mereka sudah lelah dan penuh luka, serang mereka dengan kekuatan penuh.


Adakalanya kita perlu menjawab pertanyaan yang berbeda dengan cara atau metode yang berbeda pula dari kebiasaan. Ini juga mungkin merupakan upaya saya untuk dapat memberikan pemaparan yang jelas dan dapat diterima oleh siapa pun. Sebelumnya saya telah mem-post artikel mengenai Strategi 8, dan sekarang waktunya untuk mengulas bagaimana menerapkan Strategi 9, yakni Saksikan Api Di Seberang Sungai?

Studi Kasus Peperangan I

Pada masa tiga negara, Cao Cao berhasil mengalahkan pasukan-pasukan Yuan Shao. Setelah Yuan Shao meninggal, anak-anaknya justru saling bertempur untuk memperebutkan tahta dan warisan.

Melihat peristiwa ini, Cao Cao ingin menyerang mereka. Namun, ahli strateginya Guo Jia menyarankan untuk membiarkan mereka saling menghancurkan. Karena jika Cao Cao berusaha menyerang mereka, mereka justru akan menyatukan barisan untuk melawan Cao Cao. Memanfaatkan kekacauan ini, Cao Cao kemudian menyerang anak-anak Yuan Shao tersebut yang telah lemah akibat saling bertarung. Dengan strateginya tersebut, dia berhasil menguasai Provinsi Qing, Fen, Bing, dan You. Sedangkan Yuan Tan salah satu anak Yuan Shao terbunuh dalam pertempuran tersebut.

Sisa-sisa anak Yuan Shao yaitu Yuan Shang dan Yuan Xi melarikan diri ke Liaodong Timur dan meminta perlindungan kepada seorang kepala suku pengembara bernama Gongsun Kang.

Mendengar hal ini, Cao Cao justru bersikap tenang dan menyebutkan kepada para pengikutnya kalau Gongsun Kang akan menyerahkan kepala Yuan Shang dan Yuan Xi kepada Cao Cao. Dan ternyata hal ini benar-benar terjadi.  

Ketika ditanya bagaimana caranya Cao Cao tahu kalau Gongsun Kang akan membunuh Yuan Shang dan Yuan Xi. Cao Cao mengatakan bahwa Gongsun Kang takut kepada Cao Cao. Namun, dia juga tidak ingin Yuan Shang dan Yuan Xi mengambil alih kekuasaannya. Jadi Cao Cao hanya perlu diam dan membiarkan Gongsun Kang membunuh Yuan Shang dan Yuan Xi sendiri, karena jika seandainya dia menyerang Gongsun Kang, Gongsun Kang akan dipastikan bersatu dengan Yuan Shang dan Yuan Xi untuk melawan Cao Cao. Itulah analisis SWOT yang telah dilakukan oleh Cao-Cao dengan menerapkan strategi dan taktik yang tepat pada setiap kondisi. Ya... Cao-Cao benar-benar sukses menerapkan Strategi 9 ini.


Studi Kasus Peperangan II

Kabupaten Hojo, Jepang


Pada tahun 1583, jendral besar Toyotomi Hideyoshi memposisikan pasukannya melawan Akechi Mitsuhide dalam pertempuran Yamazaki. Tak lama setelah pertempuran terjadi, Tsetsui Junkeian, sekutu Mitsuhide tiba di tempat kejadian. Terkesan oleh kekuatan atasan Hideyoshi, dia menolak untuk menyerang tapi malah memerintahkan anak buahnya untuk berbaris dalam formasi pertempuran di sebuah bukit di atas umpan Hora-ga-toge di mana dia bisa menyaksikan pertempuran sebelum memutuskan jendral mana yang akan disandingkan. Melihat Hideyoshi mendapatkan keuntungan, dia mengkhianati sekutunya dan mengirim pasukannya ke sisi Hideyoshi. Kejadian ini tidak pernah terlupakan dan untuk selanjutnya ekuivalen Jepang dengan `Menonton api ... 'dikenal sebagai` Menunggu di Hora-ga-toge.'



Studi Kasus Bisnis


Seorang jutawan Amerika pada awalnya memulai usahanya sebagai seorang petani di masa mudanya. Pada abad ke-17, saat perburuan emas sedang ramai-ramainya, dia ikut menambang emas untuk mengubah nasibnya.

Di tempat dia menambang emas, cuacanya sangat kering dan air sangat langka. Beberapa teman-temannya sesama penambang emas bahkan menyebutkan kalau mereka akan menukarkan beberapa keping emas untuk satu botol minum air. Setelah mendengar percakapan teman-teman penambangnya tersebut, sang pemuda melihat adanya peluang. Dia berhenti menambang emas dan justru malah berusaha untuk memindahkan air sungai ke kolam buatannya sendiri. Teman-temannya menganggap kalau dia sudah gila.

Sang pemuda yang memiliki kolam air, kemudian membuat suatu sistem penyaringan, menyaring air tersebut dan membuatnya menjadi air segar. Kemudian dia menjual air tersebut di kalangan para penambang emas. Sedikit demi sedikit, uang atau lebih tepatnya emas masuk ke kantongnya. Salah seorang temannya yang melihat sang pemuda jauh-jauh pergi ke penambangan emas hanya untuk menjual air menegurnya. Dia hanya tertawa.

Pada dasarnya, pemuda ini memiliki mindset yang sama dengan penambang lain. Namun dia melihat peluang dengan mendengar percakapan teman-temannya dan air yang sangat langka di tempat tersebut. Dia membiarkan teman-temannya para penambang menambang emas untuk dirinya.

Bagaimana Mengaplikasikan Strategi dan Taktik ini dalam kehidupan kita?


  1. Bahwa konflik internal dalam keluarga sangat rawan untuk disusupi dan dikuasai pihak lain. Penting untuk menjaga keutuhan keluarga, keharmonisan diantara saudara dan kerukunan bersama.  Ini akan menjadi modal untuk menangkis serangan dari luar. 
  2. Jika konflik dalam keluarga atau negara terus berlangsung, maka pihak lain atau lawan akan dengan mudah untuk menguasainya tanpa perlu banyak tenaga.  Mereka cukup memantau dan menunggu masing-masing anggota keluarga kelelahan, lalu setelah itu serang secara habis-habisan.  Ini akan berakhir tragis.
  3. Jika sebaliknya, diantara anggota keluarga berhasil meloloskan diri dan mencari perlindungan ke suatu tempat atau seseorang, maka biarkanlah jangan dikejar.  Buat rumor bahwa melindungi mereka tak ada gunanya, dan hanya akan merugikan. Hal ini akan menimbulkan keraguan dan kecurigaan dalam diri  "seorang yang ingin membantu" terutama bahwa pihak lawan tidak mengejarnya bahkan terkesan sengaja membiarkannya pergi.


    Sekian...
    Bagaimana Tanggapan Anda? 

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

y

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget