Afiliasi dari berbagai komunitas yang secara intens menggali dan mengembangkan strategi-taktik perang Sun Tzu, Jiang Zi Ya, Sun Bin, Zhuge Liang, Pang Tong, Cao-Cao, Zhao Yun, Sima Yi, Qi Ji Guang, Mao Zedong, Gengis Khan, Subutai, Kuribayashi, Isoroku Yamamoto, Tomoyuki Yamashita, Yosua, Leonidas, Miltiades, Alexander Agung, Hannibal, Julius Caesar, Mochtar At Tsaqafi, Khalid ibn al-Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, Mehmed II, Suleiman I, Mustafa Kemal, Sudirman, Hasan Nasrallah dan lain-lain.

Bagaimana Menerapkan Strategi 22 : Tutup Pintu Untuk Menangkap Pencuri?





Ketika bertarung dalam peperangan dan kita ingin mengakhiri peperangan secepatnya, hati-hatilah dalam berencana. Jangan terburu-buru. Sebelum melakukan “pembantaian”, potong jalur melarikan diri musuh dan potong jalur dimana musuh akan mendapatkan bantuan. Dengan penjelasan lain dikatakan, Jika anda memiliki kesempatan untuk menangkap seluruh musuh maka lakukanlah, sehingga dengan demikian pertempuran akan segera berakhir. Membiarkan musuh untuk lepas akan menanam bibit dari konflik baru. Akan tetapi jika mereka berhasil melarikan diri, berhati-hatilah dalam melakukan pengejaran. Intinya, Kepung rumah dengan siaga penuh, jangan biarkan pencuri lolos lalu sergap jika situasinya sudah memungkinkan.  Kali ini situasinya berbeda dengan Strategi 16, maka dipakailah strategi ini.



Untuk memahami bagaimana strategi dan taktik ini dapat diaplikasikan atau diterapkan dalam bidang mana pun. Entah Aplikasinya dalam dunia perang/militer, politik, bisnis, percintaan, dan kesehariaan kita. Jangan berhenti, teruslah membaca sampai tuntas.


Studi Kasus Peperangan I


Pada tahun 260 SM (Era Perang Antarnegara), terjadi pertempuran penentuan antara negara Qin dengan Negara Zhao. Qin memakai strategi memecah belah untuk meruntuhkan pasukan tunggal yang saat itu dipimpin oleh seorang jenderal berpengalaman Zhao yang bernama Lian Po. Perang belum usai, para menteri kaisar yang disuap oleh mata-mata Qin berhasil mempengaruhi kaisar untuk mengganti Lian Po dengan seorang jenderal yang memiliki pengalaman tidak terlalu banyak yang bernama Zhao Kuo.

Jenderal Qin yang sangat kuat (dikenal sebagai penjagal manusia), Bai Qi tertawa mendengar pergantian ini dan mengatakan dia pasti menang. Raja Qin yang mendengar perkataan Bai Qi langsung memerintahkan setiap kota untuk merekrut semua laki-laki di atas 15 tahun untuk menjadi tentara. Hal ini menyebabkan Qin berhasil membangun tentara raksasa yang berjumlah 650.000 orang.

Bai Qi memerintahkan pasukannya untuk pergi ke Changbi di Qin dan menutup semua jalan keluar. Tiga ribu pasukan kemudian dikirimkan untuk dijadikan umpan. Zhao Kuo tidak tahu mengenai perangkap tersebut, memimpin 450.000 pasukannya untuk melawan 3000 orang tersebut. Dia berhasil memenangkan pertempuran tersebut dan menjadi congkak.

Tanpa disadari oleh Zhao Kuo dan pasukannya, ternyata Bai Qi dan pasukannya pura-pura mundur untuk mengelilingi pasukan Zhao. Bai Qi memutuskan kalau cara terbaik untuk menghancurkan tentara Zhao adalah dengan menjebak mereka, memutus jalur suplai dan membuat mereka kelaparan. Pihak Qin mengelilingi pasukan Zhao dan tetap bertahan untuk tidak menyerang.


Dengan dipotongnya jalur suplai oleh tentara Qin, sedikit demi sedikit pasukan Zhao mengalami kelaparan dan kehausan. Hal ini menjadi semakin parah setelah para tentara Zhao tidak mampu menemukan air bahkan setelah menggali banyak sumur sedalam lebih dari sepuluh meter. Zhao Kuo yang berusaha untuk menembus kepungan berhasil dipentalan oleh tentara Qin yang terkenal akan kemampuan mereka dalam melakukan “hujan panah”.

Setelah ditahan selama 40 hari, Zhao Kuo akhirnya putus asa. Dia dan pasukannya kemudian melakukan upaya untuk menembus barikade tersebut dengan kekuatan penuh. Jumlah pasukan Zhao yang turun drastis akibat kehausan dan kelaparan, ditambah kondisi kelelahan membuat mereka berhasil dihancurkan tentara Qi. Zhao Kuo sendiri langsung terbunuh dalam serangan panah-panah tentara Qin. Sisa tentara Zhao kemudian menyerah kepada Bai Qi. Bai Qi kemudian memerintahkan mereka semua untuk dieksekusi. Pertempuran ini menyebabkan 450.000 tentara Zhao gugur dan negara Zhao tidak pernah pulih dari peristiwa ini.

Studi Kasus Peperangan II

Warring States Era China


Pada 449 SM negara bagian Wu telah menyerang negara bagian Yue dan membawa duke Guo Jian menahannya tahanan selama tiga tahun sebelum melepaskannya kembali ke kerajaannya. Ketika dia kembali, Guo Jian merencanakan balas dendamnya. Selama tujuh tahun dia memerintah dengan kebaikan dan kemurahan hati membuat reputasi sebagai penguasa yang bijaksana dan saleh sampai dia merasa bahwa subjek setia dia siap untuk mengalami kesulitan baginya. Dia kemudian mengumpulkan pasukannya dan menyerang Wu mendapatkan kemenangan yang menentukan. (Lihat Bab 5) Raja Wu harus melarikan diri tapi hanya masalah waktu sebelum dia tertangkap. Dia mengirim duta besar ke Guo Jian untuk meminta ampun. Mereka mengingatkannya pada bagaimana Wu, meskipun dia memiliki dia dengan kuat dalam genggamannya, telah membebaskannya untuk kembali ke keadaannya. Raja Wu sekarang meminta untuk diberi bantuan yang sama. Guo Jian merenungkan pemberian banding ini saat perdana menteri Fan Li turun tangan dan berkata: "Ketika surga memberi Duke kesempatan besar untuk mendapatkan kekuasaan, dia tidak memanfaatkannya dan dia adalah seorang buronan hari ini. Jika Anda gagal menerima kekayaan apa yang sekarang telah Anda berikan kepada Anda, Anda mungkin diusir dari negara Anda, dan kemudian semua tahun-tahun sulit yang Anda alami akan bertahan dengan sia-sia. "Duke terbelenggu oleh argumen tersebut dan mengirim duta besar kembali dengan pesan bahwa dia tidak akan memberikan belas kasihan apapun. Ketika raja Wu menerima pesan, dia melepaskan semua harapan dan bunuh diri.



Studi Kasus Bisnis


Seorang perempuan Jepang bernama Terada Chiyo memutuskan untuk membangun sebuah perusahaan jasa pemindahan rumah untuk membantu perusahaan angkutan milik suaminya. Banyak yang menentang usahanya tersebut, namun Terada Chiyo bersikeras. Perusahaan pemindahan rumah tersebut tidak hanya melayani pemindahan rumah, namun juga pembersihan perabotan dari kutu, membersihkan rumah baru dan menemui tetangga baru atas nama keluarga yang melakukan pindahan. Hal ini membuat Terada Chiyo sangat sukses.

Dalam peristiwa ini, “pencuri” adalah elemen-elemen kecil dalam bisnis. Dengan dilakukannya elemen-elemen kecil pada bisnis (menutup pintu), maka bisnis akan berhasil dilakukan.
Menggunakan toko rantai untuk menangkap pelanggan yang sebaliknya akan berbelanja lebih kecil, toko unik.

Apa yang dapat kita pelajari ?


  1. Jika pihak lawan pintar strategi sehingga terjadi kebuntuan maka menyusuplah ke pihak lawan lalu taburkan perselisihan antara pemimpinnya.  Pastikan orang yang pintar diganti orang yang tidak sabaran.  Karena orang yang tidak sabaran akan mudah masuk perangkap.
  2. Beri kemenangan pada tahap-tahap awal agar mereka bangga lalu meremehkan yang lain.
  3. Pancing agar mereka terus mengejar kita dan memasuki wilayah kita. Buat perangkap dan biarkan mereka masuk perangkap, jika mereka telah masuk perangkap maka kepung rapat mereka.  Putuskan jalur yang menghubungkan mereka dengan logistik persediaan mereka.
  4. Biarkan mereka kehabisan energi dan berkelahi sesama mereka sendiri, jika sudah demikian maka saatnya mereka dilumpuhkan.
  5. Sementara disisi lain kita juga belajar untuk tidak mudah tertipu dengan kemenangan lalu menjadi angkuh, mungkin mereka sengaja mengalah untuk memancing anda memasuki perangkapnya.  Jika sudah masuk perangkap maka akan sulit bagi anda untuk melepaskan diri.

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

y

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget