Curilah “PETIR”
musuhmu. Ambil dan hilangkan landasan aset dan argumen dari musuhmu
untuk membuatnya tidak berdaya. Strategi ini berpusat pada serangan
tidak langsung yang akan membuat musuhmu kehilangan kekuatannya. Bukan
langsung berhadap-hadapan dengannya. Dengan penjelasan lain dikatakan, Ketika
berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung
anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang
sumberdayanya. Atau memisahkan musuh dari sumber dayanya, sumber energi atau
logistiknya. Pihak lawan sudah pasti
membutuhkan sumber daya untuk menyokong kekuatannya, jika itu diserang atau
dikuasai maka pasti akan menimbulkan kekacauan dan lebih mudah untuk dikuasai.
Mungkin Anda bertanya, bagaimana cara menerapkan atau mengaplikasikan strategi 19 ini dalam bidang yang Anda geluti? Teruskanlah membaca sampai tuntas !!!
Studi Kasus Peperangan I
Pada era dinasti Han
Timur, Cao Cao dan Yuan Shao melakukan pertempuran dalam pertempuran Guandu.
Yuan Shao memiliki 100.000 pasukan sedangkan Cao Cao memiliki 20.000 pasukan.
Yuan Shao menganggap Cao Cao tidak mungkin mengalahkannya.
Suatu hari, Xu You salah
seorang penasihat Yuan Shao yang tidak dihargai pendapatnya melarikan diri ke
kubu Cao Cao. Cao Cao menerimanya dengan baik dan menyambutnya. Xu You yang
tahu mengenai kondisi Yuan Shao kemudian menyarankan kepada Cao Cao sebuah rencana
untuk mengalahkan Yuan Shao.Dia menyarankan kepada Cao Cao untuk menyamarkan
5000 orang tentaranya dan berpura-pura sebagai pasukan Yuan Shao. Mereka
kemudian pergi di malam yang gelap gulita ke basis persedian (logistic) Yuan
Shao di daerah Wucao dan berpura-pura menjadi pasukan Yuan Shao.
Setelah berhasil
menyamar menjadi pasukan Yuan Shao, pasukan Cao Cao langsung membakar basis
persediaan (logistik) Yuan Shao dan membuat keributan di antara tentara Yuan
Shao. Cao Cao yang menunggu hal ini terjadi langsung menyerang dan
menghancurkan persediaan tersebut. Tentara tidak mungkin berperang dengan
perut kosong. Yuan Shao mendengar serangan itu dan menyadari bahwa pasukan
besar membutuhkan sejumlah besar logistik, ia tak bisa berbuat banyak. Berita
serangan juga menyebar melalui kamp Yuan Shao dan moral para prajurit
terpengaruh. Cao Cao mengambil kesempatan ini untuk menyerang pasukan Yuan
Shao. Yuan Shao berhasil dikalahkan dengan parah tapi sebagian berhasil
melarikan diri kembali ke Hebei dengan hanya tersisa 800 tentara.
“Akibat dihancurkannya
basis makanan (logistic) tersebut, tentara Yuan Shao yang berjumlah 100.000
berhasil dibantai oleh pasukan Cao Cao dan hanya menyisakan 20.000 orang saja.” Embargo perdagangan/Embargo Ekonomi (kalau
istilah modern).
Studi Kasus Peperangan II
Era Legendaris Jepang
Tokoh kuno Jepang Yamato
Takeru adalah salah satu dari delapan puluh anak kaisar Keiko. Suatu hari dia
dikirim untuk membunuh seorang penjahat terkenal yang adalah seorang ahli
pedang ahli yang semua yang telah berhasil membunuh dia. Yamato Takeru tidak
berniat berduel dengan bandit dan pura-pura tidak tahu akan reputasi pria itu
untuk berteman dengannya. Mereka menjadi teman baik sehingga mereka bahkan
berenang bersama secara reguler. Ketika Yamato Takeru diyakinkan, bandit
tersebut tidak menaruh curiga bahwa dia siap untuk bertindak. Suatu hari ketika
mereka berenang, dia membawa sebuah pedang kayu yang dia sembunyikan di dalam
alat perjalanannya. Mereka terbiasa saling berpacu mengelilingi sebuah pulau
kecil tapi kali ini saat mereka berpacu, Takeru membiarkan banditnya memimpin,
dan begitu dia tidak terlihat di balik pulau itu, Takeru kembali ke pantai dan
dengan cepat mengganti pedang bandit itu. dengan kayu itu. Setelah mereka
berpakaian Takeru berpaling ke bandit dan mengungkapkan tujuan sebenarnya.
Bandit itu segera mencari pedangnya, tapi pedang kayu itu terjepit di
sarungnya. Sementara dia berjuang untuk menarik pedang kayu, Takeru membawa
kepala bandit itu dalam satu pukulan.
Studi Kasus Peperangan III
Contoh kasus lain, ketika Persiapan-persiapan terus diadakan. Pada
tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para
Komandan Sektor TKR dan Laskar. Dalam rapat tersebut Kolonel Soedirman
menjelaskan bahwa posisi lawan sudah makin terjepit sehingga merupakan peluang
yang sangat tepat untuk menghancurkan lawan secepatnya dari Ambarawa. Tepat
pukul 04.30 pagi tanggal 12 Desember 1945 serangan mulai dilancarkan.
Pertempuran segera berkobar di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan yang
menghubungkan Ambarawa dengan Semarang sudah dikuasai oleh kesatuan-kesatuan
TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit, Kolonel Soedirman langsung
memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar “Supit Urang”, atau
pengepungan rangkap sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi
dengan pasukan induknya terputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari 4
malam sejak 12-15 Desember 1945, pada akhirnya musuh dibuat mundur ke Semarang
. Benteng pertahanan yang tangguh jatuh ke tangan pasukan kita. Pada tanggal 15
Desember 1945, pertempuran berakhir dengan berhasil dan merebut Ambarawa.
Kemenangan gemilang di Medan Ambarawa ini membuktikan kemampuan
Soedirman sebagai seorang panglima perang yang tangguh.
(***)
Kasus lain juga adalah Strategi Sekutu (US) untuk memotong pasokan
material dari laut untuk mencekik Pasukan Jepang ketika di Perang Dunia II.
Studi Kasus Bisnis
Mesin-mesin pembuat es
krim yang dijual di Jepang sangat laris ketika dijual di Jepang, namun menjadi
tidak laku ketika dijual di Amerika. Setelah diselidiki, ternyata kebiasaan
orang Jepang yang senang makan es krim yang tidak terlalu besar seperti di
Amerika adalah masalahnya. Hal ini membuat secara teknis mesin pembuat
es Jepang memiliki kapasitas wadah yang kecil. Untuk mengatasi
masalah tersebut, khusus di Amerika, Jepang membuat wadah pembuat es krim
menjadi sangat besar. Dalam waktu kurang dari setahun, 400.000 unit mesin
pembuat es krim berhasil dibuat.
Studi Kasus Lain
Bakar
oksigen untuk menghilangkan api.
Kisah
Memorial Thomas Jefferson: Ada banyak kotoran burung di Thomas Jefferson
Memorial dan sejumlah besar deterjen digunakan untuk membersihkan bangunan. Itu
mahal dan hasilnya tidak memuaskan. Analisis penyebab akar digunakan dan
ternyata burung-burung tersebut pergi ke gedung untuk memakan laba-laba.
Laba-laba tertarik oleh serangga, serangga tertarik dengan lampu bangunan, yang
dinyalakan satu jam sebelum senja. Menunda cahaya yang menyala satu jam menarik
lebih sedikit nyamuk ke bangunan, yang memecahkan masalah.
Dari kisah ini, pelajaran apa yang dapat kita ambil ?
- Logistik/Perbekalan adalah juga merupakan sumber
kekuatan.
- Jika logistik/Perbekalan diserang atau diputuskan dari
pasukan maka akan melumpuhkan kekuatannya.
- Lawan yang tidak berdaya akan mudah untuk dikuasai.
- Pasukan yang banyak membutuhkan logistic/Perbekalan
yang banyak pula, jika mereka kehilangan persediaan maka akan menimbulkan
kekacauan diantara mereka sendiri, pastinya akan terjadi perselisihan dan
perkelahian sehingga kehilangan fokus dan mudah untuk diserang.
Posting Komentar