Afiliasi dari berbagai komunitas yang secara intens menggali dan mengembangkan strategi-taktik perang Sun Tzu, Jiang Zi Ya, Sun Bin, Zhuge Liang, Pang Tong, Cao-Cao, Zhao Yun, Sima Yi, Qi Ji Guang, Mao Zedong, Gengis Khan, Subutai, Kuribayashi, Isoroku Yamamoto, Tomoyuki Yamashita, Yosua, Leonidas, Miltiades, Alexander Agung, Hannibal, Julius Caesar, Mochtar At Tsaqafi, Khalid ibn al-Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, Mehmed II, Suleiman I, Mustafa Kemal, Sudirman, Hasan Nasrallah dan lain-lain.

Bagaimana Menerapkan Strategi 19 : Singkirkan Api Dari Bawah Tungku?

Strategi ini berpusat pada serangan tidak langsung yang akan membuat musuhmu kehilangan kekuatannya



Curilah “PETIR” musuhmu. Ambil dan hilangkan landasan aset dan argumen dari musuhmu untuk membuatnya tidak berdaya. Strategi ini berpusat pada serangan tidak langsung yang akan membuat musuhmu kehilangan kekuatannya. Bukan langsung berhadap-hadapan dengannya. Dengan penjelasan lain dikatakan, Ketika berhadapan dengan musuh yang sangat kuat untuk menghadapinya secara langsung anda harus melemahkannya dengan meruntuhkan pondasinya dan menyerang sumberdayanya. Atau memisahkan musuh dari sumber dayanya, sumber energi atau logistiknya.  Pihak lawan sudah pasti membutuhkan sumber daya untuk menyokong kekuatannya, jika itu diserang atau dikuasai maka pasti akan menimbulkan kekacauan dan lebih mudah untuk dikuasai.


Mungkin Anda bertanya, bagaimana cara menerapkan atau mengaplikasikan strategi 19 ini dalam bidang yang Anda geluti? Teruskanlah membaca sampai tuntas !!!

Studi Kasus Peperangan I


Pada era dinasti Han Timur, Cao Cao dan Yuan Shao melakukan pertempuran dalam pertempuran Guandu. Yuan Shao memiliki 100.000 pasukan sedangkan Cao Cao memiliki 20.000 pasukan. Yuan Shao menganggap Cao Cao tidak mungkin mengalahkannya.

Suatu hari, Xu You salah seorang penasihat Yuan Shao yang tidak dihargai pendapatnya melarikan diri ke kubu Cao Cao. Cao Cao menerimanya dengan baik dan menyambutnya. Xu You yang tahu mengenai kondisi Yuan Shao kemudian menyarankan kepada Cao Cao sebuah rencana untuk mengalahkan Yuan Shao.Dia menyarankan kepada Cao Cao untuk menyamarkan 5000 orang tentaranya dan berpura-pura sebagai pasukan Yuan Shao. Mereka kemudian pergi di malam yang gelap gulita ke basis persedian (logistic) Yuan Shao di daerah Wucao dan berpura-pura menjadi pasukan Yuan Shao.

Setelah berhasil menyamar menjadi pasukan Yuan Shao, pasukan Cao Cao langsung membakar basis persediaan (logistik) Yuan Shao dan membuat keributan di antara tentara Yuan Shao. Cao Cao yang menunggu hal ini terjadi langsung menyerang dan menghancurkan persediaan tersebut. Tentara tidak mungkin berperang dengan perut kosong. Yuan Shao mendengar serangan itu dan menyadari bahwa pasukan besar membutuhkan sejumlah besar logistik, ia tak bisa berbuat banyak. Berita serangan juga menyebar melalui kamp Yuan Shao dan moral para prajurit terpengaruh. Cao Cao mengambil kesempatan ini untuk menyerang pasukan Yuan Shao. Yuan Shao berhasil dikalahkan dengan parah tapi sebagian berhasil melarikan diri kembali ke Hebei dengan hanya tersisa 800 tentara.

“Akibat dihancurkannya basis makanan (logistic) tersebut, tentara Yuan Shao yang berjumlah 100.000 berhasil dibantai oleh pasukan Cao Cao dan hanya menyisakan 20.000 orang saja.” Embargo perdagangan/Embargo Ekonomi (kalau istilah modern).

Studi Kasus Peperangan II

Era Legendaris Jepang


Tokoh kuno Jepang Yamato Takeru adalah salah satu dari delapan puluh anak kaisar Keiko. Suatu hari dia dikirim untuk membunuh seorang penjahat terkenal yang adalah seorang ahli pedang ahli yang semua yang telah berhasil membunuh dia. Yamato Takeru tidak berniat berduel dengan bandit dan pura-pura tidak tahu akan reputasi pria itu untuk berteman dengannya. Mereka menjadi teman baik sehingga mereka bahkan berenang bersama secara reguler. Ketika Yamato Takeru diyakinkan, bandit tersebut tidak menaruh curiga bahwa dia siap untuk bertindak. Suatu hari ketika mereka berenang, dia membawa sebuah pedang kayu yang dia sembunyikan di dalam alat perjalanannya. Mereka terbiasa saling berpacu mengelilingi sebuah pulau kecil tapi kali ini saat mereka berpacu, Takeru membiarkan banditnya memimpin, dan begitu dia tidak terlihat di balik pulau itu, Takeru kembali ke pantai dan dengan cepat mengganti pedang bandit itu. dengan kayu itu. Setelah mereka berpakaian Takeru berpaling ke bandit dan mengungkapkan tujuan sebenarnya. Bandit itu segera mencari pedangnya, tapi pedang kayu itu terjepit di sarungnya. Sementara dia berjuang untuk menarik pedang kayu, Takeru membawa kepala bandit itu dalam satu pukulan.


Studi Kasus Peperangan III


Contoh kasus lain, ketika Persiapan-persiapan terus diadakan. Pada tanggal 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar. Dalam rapat tersebut Kolonel Soedirman menjelaskan bahwa posisi lawan sudah makin terjepit sehingga merupakan peluang yang sangat tepat untuk menghancurkan lawan secepatnya dari Ambarawa. Tepat pukul 04.30 pagi tanggal 12 Desember 1945 serangan mulai dilancarkan. Pertempuran segera berkobar di Ambarawa. Satu setengah jam kemudian, jalan yang menghubungkan Ambarawa dengan Semarang sudah dikuasai oleh kesatuan-kesatuan TKR. Pertempuran Ambarawa berlangsung sengit, Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar “Supit Urang”, atau pengepungan rangkap sehingga musuh benar-benar terkurung. Suplai dan komunikasi dengan pasukan induknya terputus sama sekali. Setelah bertempur selama 4 hari 4 malam sejak 12-15 Desember 1945, pada akhirnya musuh dibuat mundur ke Semarang . Benteng pertahanan yang tangguh jatuh ke tangan pasukan kita. Pada tanggal 15 Desember 1945, pertempuran berakhir dengan berhasil dan merebut Ambarawa.

Kemenangan gemilang di Medan Ambarawa ini membuktikan kemampuan Soedirman sebagai seorang panglima perang yang tangguh.

(***)
Kasus lain juga adalah Strategi Sekutu (US) untuk memotong pasokan material dari laut untuk mencekik Pasukan Jepang ketika di Perang Dunia II.




Studi Kasus Bisnis


Mesin-mesin pembuat es krim yang dijual di Jepang sangat laris ketika dijual di Jepang, namun menjadi tidak laku ketika dijual di Amerika. Setelah diselidiki, ternyata kebiasaan orang Jepang yang senang makan es krim yang tidak terlalu besar seperti di Amerika adalah masalahnya. Hal ini membuat secara teknis mesin pembuat es Jepang memiliki kapasitas wadah yang kecil. Untuk mengatasi masalah tersebut, khusus di Amerika, Jepang membuat wadah pembuat es krim menjadi sangat besar. Dalam waktu kurang dari setahun, 400.000 unit mesin pembuat es krim berhasil dibuat.

Studi Kasus Lain


Bakar oksigen untuk menghilangkan api.
Kisah Memorial Thomas Jefferson: Ada banyak kotoran burung di Thomas Jefferson Memorial dan sejumlah besar deterjen digunakan untuk membersihkan bangunan. Itu mahal dan hasilnya tidak memuaskan. Analisis penyebab akar digunakan dan ternyata burung-burung tersebut pergi ke gedung untuk memakan laba-laba. Laba-laba tertarik oleh serangga, serangga tertarik dengan lampu bangunan, yang dinyalakan satu jam sebelum senja. Menunda cahaya yang menyala satu jam menarik lebih sedikit nyamuk ke bangunan, yang memecahkan masalah.

Dari kisah ini, pelajaran apa yang dapat kita ambil ?


  1. Logistik/Perbekalan adalah juga merupakan sumber kekuatan.
  2. Jika logistik/Perbekalan diserang atau diputuskan dari pasukan maka akan melumpuhkan kekuatannya.
  3. Lawan yang tidak berdaya akan mudah untuk dikuasai.
  4. Pasukan yang banyak membutuhkan logistic/Perbekalan yang banyak pula, jika mereka kehilangan persediaan maka akan menimbulkan kekacauan diantara mereka sendiri, pastinya akan terjadi perselisihan dan perkelahian sehingga kehilangan fokus dan mudah untuk diserang.

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

y

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget