Mangsa yang tersudut biasanya akan melakukan perlawanan yang luar biasa. Untuk mencegah hal ini, biarkan musuh percaya kalau dia masih memiliki kesempatan untuk membebaskan diri/melarikan diri. Hal ini akan menyebabkan hasratnya untuk melawan turun dan dikalahkan oleh hasratnya untuk melarikan diri. Ketika pada akhirnya mereka menyadari kalau harapan untuk melarikan diri tersebut adalah harapan palsu, moral mereka akan turun drastis dan mereka akan menyerah tanpa perlawanan. Dalam penjelasan lain dikatakan, Pada saat menangkap, lepaskanlah satu orang. Cara ini adalah untuk mempengaruhi mental lawan agar tidak menyerang membabi buta. Berikan kesempatan untuk melarikan diri dan ikuti kemana tujuannya, sehingga bisa dideteksi siapa komplotannya.
Studi Kasus Peperangan I
Pada tahun 225 Zhuge
Liang mempunyai rencana untuk memperluas wilayah ke utara, tapi pertama-tama ia
harus berurusan dengan Meng Huo, pemimpin Suku Selatan untuk mengamankan bagian
belakangnya. Meng Huo memimpin 10.000 pasukan untuk menyerang Kerajaan Shu
Raya. Jadi Zhuge Liang sendiri yang memimpin tentara untuk menangkis serangan
Meng Huo. Saat pertama kali ketika
mereka bertemu, Zhuge Liang memancing Meng Huo ke lembah dan menyergapnya. Meng
Huo tidak menyadari lalu kemudian ditangkap.
Sekarang karena pemimpin
telah ditangkap misi bisa dianggap telah tercapai, tetapi Zhuge Liang
menganggap bahwa Meng Huo memiliki pengaruh demikian tinggi di antara suku-suku
selatan ia memiliki pengaruh yang kuat pada mereka. Akan lebih bijaksana jika
dapat membuat Meng Huo menyerah kepadanya sepenuh hati.
Jadi Zhuge Liang
memutuskan untuk melepaskan Meng Huo.
Sebelum Meng Huo pergi, dia berkata kepada Zhuge Liang bahwa saat nanti
mereka bertemu lagi, Zhuge Liang akan menjadi pihak yang kalah. Ketika Meng Huo
kembali ke kamp tentaranya, ia melenyapkan semua kapal dari Sungai Lu untuk
mencegah tentara Shu maju menyeberangi sungai dan membuat pangkalannya di tepi
selatan.
Zhuge Liang, malah
menyeberangi sungai di mana pertahanan Meng Huo adalah yang paling lemah dan
menyerang depot persediaan nya. Meng Huo sangat marah dan menghukum para
jenderalnya. Para jenderal yang dihukum pun marah, sehingga mereka menangkap
Meng Huo dan membawanya lalu menyerahkan kepada Zhuge Liang.
Melihat bahwa Meng Huo
tidak yakin pada kekalahannya, ia melepas Meng Huo lagi. Hal ini berlangsung
selama empat kali, ditangkap dan dilepaskan. Sampai ketujuh dan terakhir
kalinya, ketika Zhuge Liang membakar pasukan bambu-lapis bajan Meng Huo dan
mengalahkannya, Meng Huo menyerahkan diri pada Zhuge Liang dan bersumpah untuk
tidak memberontak lagi.
Studi Kasus Peperangan II
Kisah Enam Periode Dinasti China
Selama periode Song
Selatan, Jenderal Tan Dao-Ji melancarkan serangan terhadap utara atas nama
kaisar. Sepanjang kampanye dia merebut kota-kota dan menghancurkan
benteng-benteng, membawa lebih dari empat ribu tahanan. Penasihatnya
menyarankan agar dia menjalankan semuanya dan membangun kemenangan dengan orang
mati. Tan Dao-Ji menjawab: "Pada saat ini kita telah menyerang orang-orang
yang bersalah dan menghibur orang-orang. Tentara seorang raja sejati mengambil
posisi tegak sebagai posisinya, jadi mengapa perlu untuk membunuh orang-orang?
"Dia membebaskan semua tahanan dan mengirim mereka kembali ke rumah
mereka. Mantan tahanan ini mengatakan kepada saudara mereka tentang penangkapan
dan pembebasan mereka dan perlakuan adil yang mereka dapatkan di tangan Jenderal
Tan. Kemudian orang-orang barbar yang tinggal di wilayah tersebut gembira, dan
dimanapun Jenderal Tan, banyak orang maju untuk memberikan kesetiaan mereka
kepada kaisar.
Studi Kasus Bisnis
Pada sekitar tahun 1980-an,
mainan transformer sangatlah laris di Amerika Serikat. Setelah tahun 1986, penjualan
mulai lesu dan pemasaran mulai dialihkan ke arah lain, Cina.
Di Cina terdapat sekitar
300 juta anak-anak. Perusahaan penjual mainan transformer kemudian melakukan
penyelidikan terlebih dahulu ke Cina dan diketahui kalau ternyata 1 keluarga di
Cina kebanyakan terdiri atas seorang ayah, ibu dan seorang anak. Seringkali
anak-anak tersebut akan dimanjakan oleh orang tuanya, apalagi jika mainan yang
mereka beli mampu meningkatkan kecerdasan si anak. Mainan transformer
sendiri adalah mainan yang mampu mencerdaskan.
Mengetahui hasil
penyelidikan, dewan direksi perusahaan mainan tersebut akhirnya melakukan
promosi melalui penayangan kartun ransformer. Kartun tersebut ditayangkan
setiap sore pukul 18.30 dan ditayangkan di kota-kota besar. Ketika
waktunya tiba, perusahaan mainan tersebut langsung meluncurkan mainan
transformer. Berkat strategi yang Ia terapkan ini, akhirnya mainannya laris manis seperti kue di pasar-pasar Cina.
Apa yang dapat kita pelajari dari kisah ini?
- Orang yang tersudut akan berbuat nekat dan membabi
buta, hal ini sedikit banyak akan membahayakan kita. Untuk mengurangi resiko yang tidak
diinginkan diperlukan akal untuk mengatasinya.
- Untuk membuat pihak lawan menyerah secara tulus
diperlukan waktu dan kesabaran.
Tarik ulur, tangkap lepaskan akan mempengaruhi mental lawan.
- Serang titik lemahnya lalu lepaskan lagi.
- Memberikan harapan hampa membuat kondisi psikologis
mereka campur aduk tidak karuan sehingga tindakan yang diambil pun menjadi
ngawur. Hal ini akan mempengaruhi
suasana pertentangan diantara
mereka sendiri.
- Biarkan hal ini terus berlanjut hingga mereka kehabisan energi dan pada akhirnya akan menyerah dengan sendirinya.
Posting Komentar