Afiliasi dari berbagai komunitas yang secara intens menggali dan mengembangkan strategi-taktik perang Sun Tzu, Jiang Zi Ya, Sun Bin, Zhuge Liang, Pang Tong, Cao-Cao, Zhao Yun, Sima Yi, Qi Ji Guang, Mao Zedong, Gengis Khan, Subutai, Kuribayashi, Isoroku Yamamoto, Tomoyuki Yamashita, Yosua, Leonidas, Miltiades, Alexander Agung, Hannibal, Julius Caesar, Mochtar At Tsaqafi, Khalid ibn al-Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, Mehmed II, Suleiman I, Mustafa Kemal, Sudirman, Hasan Nasrallah dan lain-lain.

Bagaimana Menerapkan Strategi 14 : Menghidupkan Orang Yang Sudah Mati?

Gunakanlah teknologi, ideologi, metode yang telah dilupakan dan dibuang. Bangkitkan sesuatu dari masa lalu berikan hal tersebut tujuan baru




Gunakanlah teknologi, ideologi, metode yang telah dilupakan dan dibuang. Bangkitkan sesuatu dari masa lalu berikan hal tersebut tujuan baru. Hidupkan kembali ide-ide lama, budaya dan tradisi dan buat hal-hal tersebut sesuai dengan tujuanmu. Dalam penjelasan lain dikatakan, Bangkitkan kenangan, romantisme kejayaan masa lalu untuk mengikat emosi mereka dan menyatukan visi demi satu tujuan yang lebih baik.



Studi Kasus Politik I


Selama pemerintahan Raja Qin kedua, administrasinya mengalami kekacauan. Rakyat satu persatu mulai melakukan pemberontakkan di berbagai tempat. Cheng Sheng dan Wu Guang juga ingin melakukan pemberontakkan. Karena mereka rakyat jelata, mereka berencana untuk menggunakan putra mahkota Fu Su dan Jenderal dari Chu Xiang Yan. Mereka kemudian menuliskan “Chen Sheng akan menjadi raja” pada selembar kertas dan mengikatkannya pada seekor ikan untuk memalsukan mandat dari langit. Pada tengah malam, mereka meneriakkan slogan pada kertas tersebut dan menyerukan pemberontakkan. Berkat peristiwa tersebut, ribuan tentara berhasil terbentuk.


Versi lain berkisah, Menjelang akhir Dinasti Qin, sebagian besar orang membenci tirani dinasti Qin, tapi tidak ada satupun yang berani mengumpulkan dan memimpin orang-orang untuk memberontak terhadap dinasti Qin sampai tahun-tahun awal pemerintahan Kaisar Qin yang kedua.

Cheng Sheng dan Wu Guang menjalani wajib militer dan dikirim ke Yu Yang. Selama perjalanan, kelompok mereka mengalami kehujanan lebat dan kebanjiran. Jadi tidak ada cara agar mereka bisa tiba di tujuan tepat waktu. Pada waktu itu, hukum Qin menyatakan bahwa bagi mereka yang wajib militer, jika mereka tidak dapat mencapai tujuan yang ditentukan tepat waktu, seluruh kelompok akan dipenggal.

Cheng Sheng dan Wu Guang menyadari bahwa tidak mungkin mencapai Yu Yang tepat waktu, maka mereka memutuskan untuk memperjuangkan kehidupan mereka sebagai gantinya. Mereka tahu bahwa anggota kelompok lainnya juga memiliki pikiran serupa sehingga merupakan waktu yang tepat untuk mengumpulkan mereka guna memberontak melawan dinasti Qin.

Tapi Cheng Sheng menyadari bahwa dia tidak memiliki kekuatan atau otoritas untuk memimpin orang-orang memberontak terhadap Qin. Pada waktu itu, ada dua tokoh populer di kalangan penduduk dan mereka adalah pangeran sulung Kaisar pertama Qin dan satu lagi adalah Jenderal Xiang Yan yang berasal dari bekas Negara Chu. Jadi baik Cheng Sheng dan Wu Guang memutuskan untuk menggunakan pola pikir takhayul orang.

Ketika kelompok itu menyiapkan ikan untuk makan malam, mereka menemukan sebuah catatan di dalam perut ikan. Pada catatan itu tertulis, "Kaisar Chen Sheng". Kelompok ini terkejut dan berita itu menyebar dalam kelompok. Tengah malam, Wu Guang meniru teriakan serigala. Orang mendengar serigala menangis samar-samar bisa mendengar kata-kata, "Bangkit Chu, Kaisar Cheng Sheng." Dengan kedua kejadian ini, sebagian besar kelompok berpikir bahwa Cheng Sheng pastilah seseorang yang dikirim dari surga untuk memimpin mereka. Melihat peluang matang itu, Cheng Sheng dan Wu Guang berteriak, "Saat ini kematian menanti kita jika kita pergi ke Yu Yang, maka mari kita memberontak sekarang dan berjuang untuk kesempatan hidup kita!" Cheng Sheng memproklamirkan dirinya sebagai Jendral dan bersama-sama dengan Wu Guang mulai pemberontakan petani pertama dalam sejarah China.


Studi Kasus Politik II

Kisah Dinasti Han Cina


Ketika kaisar Huidi meninggal pada tahun 188 SM dia tidak meninggalkan ahli waris. Ibunya, permaisuri Lu, membeli anak beberapa tahun sebelum kematiannya dan menantu perempuannya berpura-pura bahwa itu adalah miliknya sendiri. Untuk menutupi jejaknya, sang permaisuri memiliki ibu alami anak laki-laki itu yang dieksekusi. Setelah kematian kaisar, sang permaisuri membawa anak laki-lakinya ini di atas takhta dengan dirinya sebagai bupati. Namun, dalam dua tahun, anak laki-laki itu, setelah mengetahui bahwa ibunya yang sebenarnya telah dieksekusi, didengar untuk mengatakan: "Ketika saya menjadi kaisar, saya akan tahu apa yang harus dilakukan." Ketika mata-mata para permaisuri melaporkan kata-kata yang diucapkan oleh kaisar muda yang dia miliki dia dibunuh dan boneka lain berada di tempatnya. Permaisuri memerintah sebuah kerajaan yang makmur selama delapan tahun melalui enam kaisar anak berturut-turut yang dia pasang di atas takhta sebelum meninggal karena penyakit misterius. Rumor mengatakan kematiannya adalah hasil dari kutukan dari salah satu selir almarhum suaminya, yang dimutilasi dan disiksa dengan mengerikan sesuai dengan instruksi para permaisuri. Permaisuri Lu diingat dalam sejarah China sebagai satu dari tiga wanita naga terkenal yang telah merebut tahta kekaisaran.




Studi Kasus Bisnis



Di pasar Taiwan, dijual payung warna-warni dengan kualitas yang cukup jelek sehingga mudah rusak. Kualitas yang jelek tersebut membuat gudang menumpuk oleh payung-payung. Sang pemilik payung memilih pendekatan yang berbeda daripada menjual payungnya dengan harga murah. Dia melakukan studi di amerika yang
merupakan negara dengan jumlah pemilik mobil nomor 1 di dunia. Di Amerika, orang umumnya memakai payung hanya saat keluar dari mobil saja, dan langsung menutupnya kembali ketika tiba di kantor atau di rumah. Mereka tidak keberatan jika harus membeli 1-2 dollar payung yang cantik walaupun memiliki kualitas nomor 2. Sedang di Inggris yang lebih konservatif, payung yang berwarna lebih gelap lebih diminati.

Dengan memasukkan payungnya ke pasar Amerika dan Eropa, perusahaan Taiwan tersebut berhasil meningkatkan jumlah pemesanan hingga 20.000 buah payung.
Luar biasa... 

(***)

Pada tanggal 14 Februari di Roma kuno, orang akan mengirim bunga untuk menghormati dewi Juno. Sekarang toko bunga dan perusahaan hadiah, memasarkan hari yang sama dengan "Hari Valentine".

(***)

Selama kompetisi antara Microsoft dan Apple di awal tahun 1980an, Microsoft menggunakan perangkat lunak windows mereka (soul) untuk menempatkan kehidupan baru bagi komputer IBM PC kuno (mayat).

Beberapa hal yang dapat kita pelajari:


  1. Bahwa dalam kondisi tertekan seseorang atau sekelompok orang dapat berbuat nekat.
  2. Perasaan senasib sependeritaan dalam kelompok mampu menciptakan satu ikatan emosi.
  3. Ikatan emosi itu menjadi peluang dan diperlukan pembangkit untuk melejitkan dan meledakkannya.
  4. Seseorang yang jeli melihat peluang itu kemudian menambahkan energi, romantisme, motivasi dan visi yang jelas sehingga peluang itu menjadi momentum yang tepat penuh energi untuk bergerak. Maka meledaklah pemberontakan. 
  5. Ketika seseorang sedang down, jatuh terpuruk maka diperlukan pengungkit untuk melejitkan kembali semangatnya.  Kenangan romantisme keberhasilan dari orang-orang sukses terdahulu dapat memotivasi sesorang untuk bangkit melawan keterpurukannya.  Entah itu sedang terpuruk kondisi ekonomi, keluarga dan lain sebagainya.
  6. Gunakan kembali merek lama dengan memanfaatkan peluang pasar. Bila perlu lakukan modifikasi.


    Bagaimana Menurut Anda?

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

y

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget