Studi Kasus Peperangan I
Pada tahun 627 SM, Bangsawan
Mu dari Qin memerintahkan kepada Meng Mingshi untuk melakukan serangan mendadak
kepada Negara Zheng. Xuan Gao seorang pedagang dari Zheng mendapati tentara
Qin ingin menyerang Negara Zheng ketika tentara Qin berada di negeri Hua. Ia
kemudian pergi ke perkemahan tentara Qin dan berpura-pura sebagai utusan
negerinya.
Melalui keterangan dari
Xuan Gao, Meng Mingshi menyimpulkan kalau negara Zheng siap bertempur dan
membatalkan serangan. Meng Mingshi
mengubah sasarannya ke Negeri Hua karena tentara Qin sedang berada di negara
tersebut. Pasukan negara Hua yang tidak siap dengan serangan dadakan
berhasil dikalahkan dalam waktu singkat.
Studi Kasus Peperangan II
Kisah Dinasti Yuan Cina
Selama hari-hari
terakhir dinasti Yuan, pemberontakan pecah di seluruh kekaisaran. Awalnya ada
beberapa pesaing yang ingin menjadi yang pertama menemukan sebuah dinasti baru
pada jatuhnya rumah Yuan yang akan segera terjadi, namun lapangannya menyempit
menjadi dua; Chu Yuan-Chang dan Chen Yifu. Kedua tentara tersebut bertemu di
Danau Poyang dimana sebuah pertunangan angkatan laut akan berlangsung. Jenderal
Chen mendapat keuntungan dari kedua tentara dan kapal. Kapal-kapalnya besar dan
kokoh dan dia menyuruh mereka berbaris di sisi seberang seluruh hamparan danau.
Dia kemudian memiliki kapal-kapal yang digabungkan dengan rantai besi sehingga
bisa menciptakan penghalang yang tak tertembus. Jenderal Chu mengirim kapalnya
untuk menyerang tapi mereka dikalahkan karena gagal menerobos barisan polisi.
Beruntung bagi Chu keesokan harinya badai barat laut yang keras mulai meniup.
Karena armada Chen terletak di arah angin sepoi-sepoi, Chu mengambil keuntungan
dari situasi tersebut untuk meluncurkan kilang ke penghalang. Segera pasukan
Chen sangat marah untuk menyelamatkan kapal mereka dari badai dan api yang
meninggi, yang mengipasi keemasan yang kencang akibat angin. Mengambil
keuntungan dari kepanikan dan kebingungan yang terjadi, Chu meluncurkan
armadanya sendiri ke dalam serangan tersebut dan mereka benar-benar mengalahkan
pasukan Chen. Sebuah panah melalui matanya membunuh Jenderal Chen sementara
Jenderal Chu menjadi pendiri Dinasti Ming.
Studi Kasus Bisnis
Saus tomat adalah salah
satu penganan penting dan saus favorit di Jepang. Di antara perusahaan
penghasil saus tomat, Morinaga dan Kagome merupakan 2 pesaing terbesar. Setelah
persaingan selama bertahun-tahun, ternyata penjualan saus tomat merk kagome 3 kali lipat
jauh lebih besar dari morinaga. Setelah dilakukan survey dan penyelidikan, diketahui kalau orang
Jepang lebih menyukai Kagome karena mulut botol Kagome lebih besar sehingga
bisa dikeluarkan dengan menggunakan sendok. Setelah mengetahui hal
ini, Morinaga mengubah botol tomatnya menjadi mulut besar dan
mendapatkan porsi pasar yang lebih besar.
Pfizer sedang
bereksperimen dengan obat penelitian untuk mencegah penyempitan pembuluh darah.
Namun, selama percobaan subjek manusia, Pfizer menemukan efek samping yang tak
terduga dan dapat dipasarkan, yang kemudian menjadi Viagra (pengobatan
disfungsi ereksi).
Penemu Jepang Momofuku
Ando melihat bahwa orang-orang menunggu dalam antrean panjang untuk membeli sup
mi sebagai sarapan pagi. Ia menyadari bahwa mie restoran terasa enak, tapi
butuh waktu tunggu lebih lama dan harganya mahal. Mie kemasan murah, tapi tidak
enak dan butuh waktu terlalu lama untuk memasak. Dia memikirkan mie dengan tas
rempah-rempah yang bisa dimasak dengan hanya air panas. Dengan kata lain, Ia memanfaatkan strategi mengggiring kambing sambil lewat.
Bagaimana Menerapkan Strategi dan Taktik ini?
- Manfaatkan peluang yang ada
sebaik-baiknya karena belum tentu peluang itu datang dua kali.
- Fleksibel dalam mengambil sikap
dan tindakan tanpa kehilangan fokus pada rencana.
- Gunakan akal untuk menjatuhkan
mental lawan.
- Provokasi lawan, pancing
kemarahannya. Lawan yang terpancing emosinya cenderung bertindak gegabah tanpa perhitungan dan nalar.
- Pancing juga pihak lawan bahwa mereka akan memperoleh sesuatu yang berharga jika mengalahkan kita. Tentu ini tindakan yang sangat nekat tapi dengan pertimbangan bahwa pihak lawan mentalnya sedang down. Keinginan untuk menang dan pengalaman kalah sebelumnya tentu akan menciptakan kegalauan di pihak mereka. Apalagi jika ditambah pemimpin mereka memerintahkan untuk mundur itu akan menciptakan kepanikan baru yang menyulitkan.
- Serang lawan saat mereka panik, mental menurun atau bertengkar antar sesama mereka sendiri.
Posting Komentar