Jika kekalahan tidak bisa dihindari, maka siap-siap melakukan pengorbanan demi mencapai kemenangan. Ada kondisi di mana kita bisa mengorbankan suatu tujuan jangka pendek untuk memperoleh tujuan yang memiliki jangka panjang.
Kali ini saya akan membahas bagaimana menerapkan atau mengaplikasikan strategi 1, yakni Korbankan Pohon Persik Untuk Mempertahankan Pohon Prem dalam kehidupan kita. Untuk tujuan menyederhanakan bahasan ini. Saya perlu merumuskannya melalui beberapa studi kasus. Dan dari studi kasus itu kemudian akan dapat ditarik sebuah kesimpulan atau jawaban dari pertanyaan diatas.
Studi Kasus Peperangan I
Pada zaman era negara perang, Jendral negara Qi yang bernama Tian
Ji sering kalah balapan kuda dengan salah seorang pangeran Qi. Sun Bin,
pelarian dari negara Wei kemudian memberi nasehat kepada Jenderal Tian Ji.
“Baik kuda anda dan kuda pangeran tidak memiliki perbedaan yang
terlalu mencolok. Saya memiliki rencana yang akan membuat anda menang.”
Jenderal Tian Ji dengan seksama mendengarkan nasehat dari Sun Bin.
“Adu kuda terlemah anda dengan kuda terkuat pangeran.”
“Lalu, adu kuda anda yang agak kuat dengan kuda pangeran yang
terlemah”
“Yang terakhir, Adu kuda
terkuat anda dengan kuda pangeran yang agak kuat. Saya pastikan jika anda
mengikuti saran saya, anda pasti menang taruhan.”
Jenderal Tian Ji kemudian mengikuti saran Sun Bin dan berhasil
memenangkan 2 dari 3 balapan kuda. Atau skor 2-1. Ketika itu Sun Bin melakukan
selebrasi provokatif dengan berteriak keras “Membunuh Kuda Kami Tidak Akan
Membuatmu Menang” !.. Kisah ini diabadikan dalam Film “The Warring States”.
Studi Kasus Peperangan II
Pada tahun 353 SM, Sun Bin dan Jenderal Tian Ji melakukan pengepungan terhadap ibukota Wei untuk menyelamatkan Zhao. Hal ini membuat pasukan Wei yang saat itu sedang melakukan pengepungan terhadap Zhao mundur.
Pasukan Wei yang saat itu dipimpin Pan Juang terbagi atas 3
barisan yaitu barisan kiri, tengah dan kanan. Barisan kiri merupakan
barisan terkuat pasukan Wei. Barisan kanan merupakan barisan terlemah dan
barisan tengah merupakan barisan yang memiliki kekuatan sedang.
Penasihat perangnya Sun Bin, menyarankan kepada Jenderal Tian Ji
untuk menggunakan prinsip ketika balapan kuda. Pasukan terkuat Qi
menghadapi pasukan Wei yang paling lemah. Kemudian,pasukan terkuat Qi
yang telah menang pertarungan bergabung dengan pasukan kekuatan sedang Qi untuk
menghancurkan pasukan kekuatan sedang Wei. Setelah berhasil mengalahkan
pasukan berkekuatan sedang, pasukan terkuat dan sedang Qi bergabung
dengan pasukan terlemah untuk menghancurkan pasukan terkuat Wei. Pasukan Qi
yang saat itu unggul karena medan berhasil mendapatkan kemenangan sempurna dan
menghancurleburkan pasukan Wei yang dipimpin Pang Juan.
Jika kalian menonton anime Naruto saat perang besar ninja melawan
akatsuki, kalian akan menyadari kalau Nara Shikaku menggunakan prinsip strategi
ini di dalam pertempuran.
Studi Kasus Peperangan
III
Kisah Tiga Periode Kerajaan China
Di salah satu kampanyenya Cao Cao kekurangan makanan. Dia meminta
sersan pasokannya apa yang bisa dia lakukan. Sersan tersebut menyarankan untuk
mengurangi ransum dengan diam-diam menggunakan secangkir kecil untuk
menguraikan nasi. Cao Cao memuji sersan itu dan memberikan persetujuannya untuk
menggunakan cangkir ukur yang lebih kecil. Setelah beberapa hari tentara mulai
mengeluh dan menuduh komandan mereka menipu mereka. Cao Cao kembali memanggil
sersan pasokan dan menceritakan situasinya.
"Saya akan melakukan apapun yang saya bisa untuk membantu
tapi apa yang harus Anda lakukan?" Tanya sersan itu.
"Saya khawatir saya
harus meminjam kepala Anda." Jawab Cao Cao dan dia menyuruh sersan itu
dipenggal kepalanya dan kepalanya tertancap di tiang tinggi dengan spanduk
bertuliskan "Terperangkap menipu persediaan dengan menggunakan cangkir
ukur yang lebih kecil."
Studi Kasus Bisnis
Kong Lingjao adalah seorang
pedagang bebek dari Provinsi Henan. Ia memperoleh banyak untung dari menjual
bebek hidup. Saat ia berdagang, ia menemukan kalau banyak pelanggannya tidak
membeli bebek yang beratnya di atas 6 jin (3 kg). Ketika bebeknya tumbuh
sekitar 1-4 jin (0,5-2 Kg), ia akan membawanya ke pasar untuk dijual. Ia juga mengubah
menjual bebeknya pada musim semi dan musim dingin, musim yang biasanya sepi
bebek. Pada musim itu, harga bebek jauh lebih tinggi dan Kong Lingjao mengalami
untung besar melalui strategi pemasarannya ini.
Bagaimana menerapkan strategi dan taktik perang ini ke dalam kehidupan Anda?
- Mungkin ini adalah solusi win win dimana semua pihak
merasa senang dan tidak dirugikan.
- Setiap manusia ingin survive dan tidak mau dikalahkan,
apalagi jika orang tersebut memiliki kedudukan. Gengsi, harga diri dan lain sebagainya
sehingga membuat kita berpikir bagaimana untuk menghadapinya.
- Memenangkan hati orang lain membuat sebuah hubungan menjadi nyaman. Jika orang sudah nyaman dengan kita, maka untuk jangka panjang kita mendapat peluang yang lebih banyak.
- Jika kita selalu ingin menang dari awal maka
kemungkinan akan membuat orang lain frustasi atau malah antipati. Ini yang perlu diminimalisir jika kita
memiliki planning untuk jangka panjang.
Kita harus bisa mengambil hatinya dan membuka jalan buntu itu agar
komunikasi menjadi lebih baik. Tanpa
kita kehilangan fokus pada sasaran jangka panjang.
Sekian.... Jika ada pertanyaan atau sanggahan. Silahkan isi di kolom komentar !!!
Posting Komentar