Afiliasi dari berbagai komunitas yang secara intens menggali dan mengembangkan strategi-taktik perang Sun Tzu, Jiang Zi Ya, Sun Bin, Zhuge Liang, Pang Tong, Cao-Cao, Zhao Yun, Sima Yi, Qi Ji Guang, Mao Zedong, Gengis Khan, Subutai, Kuribayashi, Isoroku Yamamoto, Tomoyuki Yamashita, Yosua, Leonidas, Miltiades, Alexander Agung, Hannibal, Julius Caesar, Mochtar At Tsaqafi, Khalid ibn al-Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, Mehmed II, Suleiman I, Mustafa Kemal, Sudirman, Hasan Nasrallah dan lain-lain.

Bagaimana Menerapkan Strategi 25: Ganti Balok Tiang Dengan Kayu Lapuk?

<img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL-XLWvX6PyCVyTyurZNkelCaJBp1WHpG1qxPnesht6S6qy6CAADMlZerse3dB-QO2QFJf0BV7P6meUImjsgnIQpIlNsx4Sjuso8jQkpS-DJH5EZafw5AjzqrsY0Xo_Ckt7gCgfg1bHW8B/s320/25.jpg' width='100' height='100' alt='gambar Bagaimana Menerapkan Strategi 25: Ganti Balok Tiang Dengan Kayu Lapuk'/>
Strategi 25: Ganti Balok Tiang Dengan Kayu Lapuk

"Ganggulah (Kacaukan) formasi musuh. Lakukan intervensi (ikut campur) dalam menentukan metode operasional mereka. Ubah aturan yang biasa mereka gunakan. Ubah standar pelatihan yang biasa mereka pakai dengan standar yang sebaliknya (berlawanan). Dengan melakukan hal ini, kita telah mencabut 'balok tiang' mereka dan menggantinya dengan 'kayu lapuk' atau kita anda telah meruntuhkan tiang-tiang pendukung yang dibutuhkan oleh musuh dalam membangun pasukan yang efektif. Poin utamanya adalah Singkirkan orang-orang berbahaya di sekitaran Anda, ganti dengan orang yang tidak berambisi tapi mudah dipengaruhi untuk memancing reaksi orang-orang yang berbahaya tersebut.  Gunakan orang pengganti tersebut sebagai umpan".


Saya tidak perlu mengulangi pembahasan sebelumnya mengenai Strategi 24, saat ini atau pembahasan kali ini adalah Bagaimana Menerapkan Strategi 25 : Ganti Balok Tiang Dengan Kayu Lapuk dalam bidang Militer, Bisnis, Politik dan lain-lain?

Studi Kasus Peperangan I


Anda mungkin hobi dengan game-game perang. Itu juga baik untuk melatih ketajaman analisis Anda. Oke...Mari kita berkisah sedikit. Tepatnya sebelum era Perang Antarnegara, di negeri Jin 4 keluarga besar membagi kekuasaannya. Keluarga tersebut adalah Han, Wei, Zhi dan Zhao. Zhi yang paling kuat di antara mereka ingin menjadi pemimpin mereka. Zhi memaksa keluarga lain untuk menyerahkan tanahnya kepada mereka. Zhao tidak menyetujui hal tersebut. Karena Zhao menghalangi ambisi Keluarga Zhi, Zhi berniat untuk menyerang Zhao. Pada tahun 451 SM, keluarga Zhi memaksa keluarga Han dan Wei untuk bergabung dengan Zhi dengan ancaman apabila mereka tidak bergabung pihak keluarga Zhi akan membobol bendungan di Jinyang sehingga banjir akan memenuhi kawasan Wei dan Han.

Selama 2 tahun, pasukan persekutuan 3 keluarga tersebut mengepung benteng pertahanan Zhao, namun Zhao tidak menyerah. Melihat rapuhnya persekutuan tersebut, Zhang Mengtan ahli strategi dari kubu Keluarga Zhao menyarankan pemimpin keluarga untuk mempengaruhi Wei dan Han yang terpaksa bergabung dengan Zhi supaya secara rahasia menyerang Zhi.

Zhang Mengtan sendiri kemudian menjadi utusan Zhao untuk mempengaruhi Wei dan Han. Wei dan Han memang tidak menyukai Zhi. Mereka menyetujui untuk bergabung dengan Zhao dan secara diam-diam mereka membobol bendungan danau. Akibat peristiwa tersebut, keluarga Zhi tenggelam dalam banjir. Pemimpin keluarga Zhi berhasil ditangkap dan diputuskan kalau semua keluarga Zhi dihukum mati. 

Studi Kasus Peperangan II

Liu Bang menjadi pemenang ketika ia bertempur melawan Xiang Yu, dan mendirikan Dinasti Han sebagai hasilnya. Pada awal-awal pemerintahan Dinasti Han, Liu Bang merasa para pejabat tinggi tidak menghormatinya dan ini menjadi potensi berbahaya, ia menyadari bahwa berurusan dengan mereka akan menjadi masalah besar selama pemerintahannya.

Dari semua pejabat itu Liu Bang memperhitungkan Han Xin adalah ancaman terbesar. Han Xin adalah komandan kepala militer ketika Liu Bang berjuang melawan Xiang Yu. Dengan pemikiran ini, Liu Bang punya alasan untuk menurunkan pangkat Han Xin pada penganugerahan "Pejabat Huai Yin" kepadanya dan memerintahkan dia untuk tetap tinggal di ibukota.

Selama perjuangan merebut kekuasaan antara Liu Bang melawan Xiang Yu, Han Xin memperoleh banyak prestasi di bawah Liu Bang. Pada waktu itu, salah satu penasihat namanya Kuai Che pernah menyarankan kepada Han Xin untuk memberontak terhadap Liu Bang, dan membelah kerajaan menjadi tiga bagian, masing-masing dipegang oleh Liu Bang, Xiang Yu dan Han Xin. Tapi pada waktu itu Han Xin tidak menanggapi nasihat itu dan kini ia menyesal setelah 'penurunan pangkat' nya.

Pada tahun 200 SM, Liu Bang menunjuk Chen Xi sebagai Panglima tertinggi untuk mempertahankan perbatasan terhadap serangan Xiongnus. Han Xin diam-diam pergi menemui Chen Xi dan mengingatkan Chen Xi dengan menyontohkan dirinya sebagai korban dan apa yang akan terjadi padanya nanti, ia berkata kepada Chen Xi, "Lihat apa yang terjadi pada saya. Liu Bang tidak akan mempercayaimu. Mengapa tidak mengambil kesempatan untuk memberontak melawan Liu Bang dan saya akan membantumu dari dalam. " Chen Xi setuju dan berencana untuk memberontak jika ada kesempatan yang tepat.

Pada tahun 197 SM, Chen Xi memberontak dan Liu Bang secara pribadi memimpin pasukan untuk menekan pemberontakan. Han Xin bertindak sesuai rencana. Rencananya adalah untuk memalsukan dekrit dari Liu Bang yang memerintahkan pembunuhan Ratu Lu dan Pangeran Mahkota, dan dengan pasukan berkuda akan menyerang Liu Bang dari belakang. Tapi rencana itu tercium oleh Ratu Lu.

Ratu Lu berkonsultasi dengan penasihat Chen Ping untuk melawan rencana Han Xin. Ratu Lu mulai menyebarkan desas-desus di ibukota bahwa Liu Bang telah berhasil menekan pemberontakan, membunuh Chen Xi dan semua pejabat hadir di pengadilan untuk merayakan kemenangan Liu Bang. Maklumat itu disampaikan kepada Han Xin juga. Han Xin ragu tidak tahu pasti apakah percaya rumor itu atau tidak sehingga ia menghadiri pengadilan dengan Chen Ping.

Dalam perjalanannya, ia ditangkap dan dibunuh. Han Xin tidak pernah menyadari bahwa itu semua hanyalah rumor dan pada kenyataannya pemberontakan Chen Xi baru dapat ditekan dua tahun kemudian.

Studi Kasus Peperangan III

Enam Periode Dinasti China


Pada 383 kaisar Fu Jian dari Qin, secara pribadi memimpin penjaga depan 5.000 kuda untuk menyerang jenderal Jin Xie Shi. Menemukan bahwa pasukan Jin lebih besar dari yang dia perkirakan, kaisar memiliki pasukannya yang membentuk posisi defensif di sepanjang tepi sungai. Pasukan Jin juga berkemah di sisi yang berlawanan. Kedua belah pihak tidak ingin menyeberang lebih dulu karena diketahui bahwa tentara sangat rentan saat melintasi sungai. Jenderal Shi mengirim seorang utusan menyeberangi sungai dengan sebuah pesan yang berbunyi: "Tuanku, tentara Anda telah masuk ke dalam wilayah kami, dan dalam mengerahkan barisan Anda, Anda telah memadati sungai. Inilah rencana untuk jalan buntu yang panjang. Apakah kamu benar-benar ingin bertengkar? Jika Anda akan memerintahkan anak buah Anda untuk menarik diri dari jarak yang aman dan memungkinkan kami menyeberang, kami dapat melawannya dan menyelesaikan masalah dengan cepat. "

Kaisar menyetujui permintaan tersebut. Ketika penasihatnya keberatan, kaisar Fu Jian mengatakan kepada mereka bahwa dia berencana untuk mengubah tentaranya dan menyerang Jin setelah separuh pasukan mereka telah menyeberang. Tapi Xie umum mengantisipasi pengkhianatan kaisar dan mengirim pramuka yang menyamar sebagai tentara kekaisaran untuk menyusup ke jajaran Qin. Ketika kaisar memerintahkan pasukannya untuk mundur, pasukan Jin menyamar mulai memicu kepanikan dengan menyebarkan desas-desus bahwa Qin menarik diri dalam kekalahan dan bahwa Jin sedang dalam pengejaran. Perhentian mundur dengan cepat berubah menjadi kekalahan saat pasukan Qin mematahkan formasi untuk lolos. Kaisar dan jenderalnya berlari dengan panik setelah tentara yang melarikan diri dengan cambuk di tangan untuk menghentikan mereka, tapi sia-sia saja. Tentara Jin dengan cepat menyeberangi sungai dan mengejar pasukan Qin yang menimbulkan korban jiwa yang sangat besar. Kaisar terluka dan nyaris lolos. Dia ditangkap dan dicekik beberapa minggu kemudian.

Studi Kasus Peperangan IV


Mata-mata Soviet diam-diam mengganti sekrup di pesawat U-2 lawan untuk membuatnya menunjukkan ketinggian yang lebih tinggi. Kemudian pesawat U-2 dibawa turun oleh rudal biasa karena tidak terbang di ketinggian yang diharapkannya. 

Studi Kasus Bisnis




<img src='https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgL-XLWvX6PyCVyTyurZNkelCaJBp1WHpG1qxPnesht6S6qy6CAADMlZerse3dB-QO2QFJf0BV7P6meUImjsgnIQpIlNsx4Sjuso8jQkpS-DJH5EZafw5AjzqrsY0Xo_Ckt7gCgfg1bHW8B/s320/25.jpg' width='100' height='100' alt='Gambar Ilustrasi Studi Kasus Bisnis Penerapan Strategi 25 Sun Tzu'/>



Pruss adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan terutama penjualan alat tulis. Walaupun begitu, penjualan mereka tidak terlalu laris. Pada tahun 1983, perusahaan mempekerjakan seorang pegawai muda bernama Tamamura Hiromi. Tamamura mencatat bahwa biasanya, pelanggan tidak hanya membeli 1 barang ketika belanja di  ook alat tulis. Selain itu ketika masih kecil, Tamamura juga menyadari ketika dia pergi ke sekolah dia selalu membawa 1 set alat tulis. Berkat hal ini, dia memiliki ide. Dia berniat mengumpulkan seluruh alat tulis yang sering dibawa ke sekolah seperti bolpoin, pensil, penghapus, mistar, jangka, gunting dan lem dijual dalam satu set. Selain itu, seluruh barang tersebut dibungkus dalam kotak yang bagus, praktis dan indah sehingga bisa dibawa kemana-mana.

Merknya lama, namun kemasannya baru. Berkat Tamamura yang kreatif dan inovatif serta mau mengganti tiang dia mampu membuat perusahaan tersebut untung besar. Berkat idenya, pada tahun pertama penjualan 3 juta unit kotak alat tulis berhasil dijual. Kotak tersebut laris manis di kalangan anak-anak SD dan SMP.

Dalam penerapan pada bisnis, konsep mengganti tiang balok dengan kayu lapuk dibalik. Dalam kasus ini, tiang yang sudah lapuk (alat tulis yang dijual sendiri-sendiri), diganti dengan balok yang sangat kuat(alat tulis yang dijual satu set). Hal ini membuat penjualan bertambah dan keuntungan meningkat. Sementara dalam peperangan pengantian “tiang” digunakan untuk menghancuran musuh, dalam bisnis penggantian “tiang” digunakan untuk meningkatkan keuntungan.

Luncurkan inovasi yang mengganggu untuk mengubah aturan permainan di pasar.

Setelah Membaca Kisah diatas, Bagaimana Kita Menerapakan Strategi dan Taktik dalam Kehidupan Kita?


  1. Orang-orang yang berbahaya di sekitaran Anda dapat mengganggu rencana Anda dan berpotensi menjatuhkan Anda.  Untuk jangka panjang ini sangat berbahaya.
  2. Singkirkan orang-orang tersebut dengan cara halus.
  3. Ganti posisinya dengan orang baru yang tidak begitu berambisi tetapi mudah dipengaruhi sehingga bisa dijadikan umpan untuk mengetahui reaksi dan rencana orang yang Anda singkirkan.
  4. Reaksi tidak puas akan memprovokasi orang yang baru Anda tempatkan, biarkan dan ikuti terus perkembangannya. 
  5. Kacaukan rencana mereka dengan membuat rumor tentang sesuatu yang membuatnya ragu lalu pancing untuk memasuki perangkap dengan sesuatu yang menekan. 
  6. Dengan melumpuhkan pemimpinnya maka gerombolan mereka akan terpecah belah dan mudah untuk dikuasai.

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

y

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget