Afiliasi dari berbagai komunitas yang secara intens menggali dan mengembangkan strategi-taktik perang Sun Tzu, Jiang Zi Ya, Sun Bin, Zhuge Liang, Pang Tong, Cao-Cao, Zhao Yun, Sima Yi, Qi Ji Guang, Mao Zedong, Gengis Khan, Subutai, Kuribayashi, Isoroku Yamamoto, Tomoyuki Yamashita, Yosua, Leonidas, Miltiades, Alexander Agung, Hannibal, Julius Caesar, Mochtar At Tsaqafi, Khalid ibn al-Walid, Shalahuddin Al Ayyubi, Mehmed II, Suleiman I, Mustafa Kemal, Sudirman, Hasan Nasrallah dan lain-lain.

Bagaimana Menerapkan Strategi 21 : Jangkrik Meninggalkan Cangkang Emasnya?






Topengi dirimu atau tinggalkan karakteristikmu di belakang sehingga musuh tidak menaruh curiga (padahal aslinya kita diam-diam melarikan diri). Atau berpura-puralah menjadi sesuatu atau seseorang. Strategi ini pada intinya merupakan strategi memanfaatkan kelengahan musuh yang memiliki kekuatan jauh lebih besar untuk melarikan diri. Dengan penjelasan lain dikatakan, Ketika anda dalam keadaan tersudut, dan anda hanya memiliki kesempatan untuk melarikan diri dan harus mengonsolidasi kelompok, buatlah sebuah ilusi. Sementara perhatian musuh terfokus atas muslihat yang anda lakukan, pindahkan pasukan anda secara rahasia di belakang muka anda yang terlihat. Dalam penjelasan lain dikatakan “Bahkan Zhuge Liang yang sudah meninggal pun mampu mengalahkan Shima Yi yang masih hidup.  Ini adalah tipu muslihat memperdayai lawan, membuat lawan mundur tanpa melakukan serangan.”






Studi Kasus Peperangan I

Jenderal Bi Daibi, adalah salah seorang jenderal perang yang brilian di era Dinasti Song Selatan.Pasukan suku Jin (Jurchen, Manchuria) berturut-turut terus menyerang Cina, namun Jenderal Bi Daibi dan pasukannya berhasil memukul mundur pasukan suku Jin tersebut.

Walaupun telah dipukul mundur beberapa kali, pasukan Jin terus bersikeras untuk menyerang Cina. Mereka kemudian mengirimkan puluhan ribu pasukan. Ketika mendengar hal ini, tentara Bi Daibi panik. Hal ini dikarenakan perang yang terus berkelanjutan menyebabkan jumlah pasukan Song hanya tinggal ribuan orang saja. 

Jenderal Bi Daibi yang merupakan pemimpin mereka tetap tenang dan tidak panik. Dia kemudian memiliki ide. Ketika pasukan Jin tinggal beberapa ratus meter di hadapan tentara Song mereka diam terlebih dahulu untuk melihat reaksi dari kubu Song. Namun mereka tidak melihat perubahan sedikitpun. Pada malam harinya, bendera Song kemudian dikibarkan dan genderang dibunyikan dari berbagai penjuru. Tentara Jin yang asalnya ingin kembali ke bentengnya diam di tempat karena takut diserang dari belakang. Mereka akhirnya menunggu di tempat tersebut. Genderang bertalu-talu selama 3 hari, baik dari kubu Song dan dari kubu Jin tidak ada yang saling serang.

Setelah bunyi genderang semakin melemah, tentara Jin baru berani memasuki perkemahan tentara Song dan melakukan serangan. Betapa terkejutnya tentara Song ketika mereka menyadari ternyata bunyi genderang tersebut berasal dari kambing yang kedua kaki belakangnya diikat di dahan pohon (kambing dalam keadaan tergantung) sementara kaki depannya meronta-ronta memukul genderang. Tentara Song sendiri sudah melarikan diri dan tidak mungkin terkejar.


Studi Kasus Peperangan II

Tiga Periode Kerajaan China

Panglima perang Cao Cao dari Wei, mengejar tentara yang melarikan diri dan rakyat Shu yang dipimpin oleh pahlawan perdamaian, Liu Pei dan Chang Fei. Kolom yang mengundurkan diri melewati jembatan Changpan di atas sungai Wei dengan tentara musuh hanya beberapa jam di belakangnya. Di seberang sungai ada hutan lebat. Chang Fei berpaling kepada jendralnya Liu Pei dan berkata: "Jembatan ini adalah satu-satunya titik persimpangan mil dan memberi kita keuntungan. Anda membawa tentara dan orang-orang menyeberang sementara saya menahan tentara Wei untuk memberi Anda petunjuk sebanyak mungkin. "Setelah tentara Shu menyeberang, Chang Fei mengirim sekelompok kecil kavaleri melintasi jembatan ke hutan di mana mereka mengikat cabang ke ekor kuda mereka dan berkeliaran berputar-putar. Chang Fei tetap duduk di chargernya di tengah jembatan. Ketika tentara mengejar Wei melihat Chang Fei sendirian di jembatan, mereka berhenti. Cao Cao melihat awan debu besar di kejauhan di belakang hutan dan menduga ada jebakan. Chang Fei meraung tantangan untuk tentara Wei tapi Cao Cao, sekarang yakin ini adalah tipu muslihat, berbalik orang-orangnya di sekitar untuk mundur. Chang Fei melihat tentara Wei berbalik memacu pasukan perwira berkudanya ke arah Wei seolah menyerang mereka dengan tangan tunggal. Ini sangat membuat Wei khawatir bahwa mereka membuat pertarungan gila untuk melarikan diri dari daerah tersebut sehingga terjadilah perangkap di sekitar mereka. Trik ini membeli Lui Pei dan Chang Fei cukup waktu untuk melarikan diri bersama anak buah mereka dan berkumpul kembali di Chianling.


Studi Kasus Peperangan III


Pada masa  periode Tiga Kerajaan, pada front yang terakhir dalam ekspedisi Shu yang keenam melawan Wilayah Utara Zhuge Liang jatuh sakit. Menyadari bahwa ajalnya telah dekat dan bahwa sepeninggalnya pasukannya akan mudah dikalahkan. Maka pasukan harus mengundurkan diri dari front, sedangkan sebagaimana dimaklumi bersama bahwa pasukan yang mengundurkan diri selalu merupakan sasaran empuk serangan lawan. 

Sebelum Zhuge Liang meninggal, ia memberikan instruksi kepada muridnya Jiang Wei tentang cara membawa mundur pasukan tetapi mereka tidak akan diserang oleh tentara Wei.

Ketika Zhuge Liang meninggal, Jiang Wei memerintahkan bahwa tidak ada upacara pemakaman yang harus dilakukan pasukan Shu dan mereka harus mundur. Shima Yi yang mendengar bahwa pasukan Shu mundur, dia secara pribadi memimpin pasukannya untuk mengejar tentara Shu.

Sebelum mundur, Jiang Wei memerintahkan pematung untuk membuat patung kayu Zhuge Liang, patung itu diberi pakaian dan ditempatkan di joli Zhuge Liang. Jiang Wei kemudian memerintahkan Jendral Yang Yi untuk mengawal dengan pasukan kecil dan menunggu reaksi pasukan Shima Yi.

Shima Yi dari kejauhan, melihat bahwa pasukan itu berdiri dengan tertib dan Zhuge Liang ada dalam pasukan. Mengetahui karakter dan kecerdasan Zhuge Liang, Shima Yi tidak mau mengambil risiko sehingga ia memerintahkan pasukannya untuk kembali ke kamp. Dia berpikir "Perangkap apa lagi ini!"

Setelah melihat pergerakan tentara Wei, Jiang Wei kemudian memerintahkan pasukan utamanya untuk meningkatkan kecepatan mundur dan berhasil mencapai Hanzhong dengan aman. Keraguan pihak lawan ini membuat pasukan inti berhasil menyelamatkan diri dengan membawa serta jenazah Zhuge Liang. Sedangkan Zhuge Liang yang tampak diatas joli hanyalah boneka kayu yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Ketika berita kematian Zhuge Liang sampai ke telinga Shima Yi, semuanya sudah terlambat.  Shima Yi, jenderal pasukan lawan, yang dikemudian hari mengetahui strategi ini memuji dengan kata-katanya: “Zhuge Liang dalam matinya pun dapat mengalahkan Shima Yi yang hidup."

Taktik ini kemudian dikenal dengan nama ‘Serangga melepaskan kulit’. Yang dimaksud ialah; serangga yang berganti kulit selalu meninggalkan kulit lamanya yang berbentuk persis tubuh serangga, meng-ilustrasi seolah-olah serangga nya masih berada disana, padahal si serangga sendiri sudah pergi, yang tertinggal hanya kulit yang menyerupai serangga namun kosong belaka.


Studi Kasus Bisnis


Pada tahun 1980, produksi mobil Jepang melampaui 10 juta unit, menggeser Amerika sebagai pembuat mobil paling banyak. Hal ini membuat neraca perdagangan antara Amerika dan Jepang semakin melebar.

Pada tahun 1981, AS meminta Jepang untuk membatasi ekspor mobilnya. Jepang menyetujui hal ini.Secara diam-diam, Jepang mengalihkan penanaman sahamnya pada pembuatan pabrik di Amerika Serikat dan Meksiko. Hal ini membuat Jepang mampu menghemat pajak dalam jumlah yang besar dan biaya pengiriman ke Amerika. Pada tahun 1986, neraca perdaggangan antara Jepang dan Amerika justru malah semakin menjauh dari yang asalnya $12,2 triliun pada tahun 1980, menjadi $50 triliun pada tahun 1986.

Pelajaran apa yang dapat kita ambil dari kisah ini ?

  1. Jika kita dalam keadaan tersudut dan harus mundur maka kita menggunakan tipu muslihat untuk mengelabuhi lawan.
  2. Apa yang paling ditakuti pihak lawan kita buat palsunya dan dudukkan disana dan menjadi fokus perhatian lawan.  Buat ilusi seakan itu nyata dan semacam perangkap.
  3. Pihak lawan yang ragu dengan apa yang dilihat dan didengar akan mencurigai hal itu sebagai jebakan dan memilih untuk mundur ketimbang melakukan serangan.
  4. Sementara lawan fokus memperhatikan umpan lalu mundur, secara diam-diam secepatnya kita bawa kekuatan utama untuk mundur ke tampat yang  aman.

[review top="1"] [item value="7"]Gameplay[/item] [item value="8"]Graphics[/item] [item value="10"]Sound[/item] [item value="5"]Ease of play[/item] [item value="9"]Hardware[/item] [content title="Summary" label="Overall Score"]My fellow Earthicans, as I have explained in my book Earth in the Balance, and the much more popular Harry Potter and the Balance of Earth, we need to defend our planet against pollution. Also dark wizards but I know you in the future back in our hands.[/content] [/review]
Next
This is the most recent post.
Posting Lama

Posting Komentar

[disqus][facebook][blogger]

MKRdezign

y

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Gambar tema oleh Nikada. Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget